Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2022

(Sudah) SELESAI

    Di kota ini adalah awal langkah terberat di hidupku, menopang beban dari kerasnya kota metropolitan dan ketidakadilan sang pencipta dimana aku berusaha sekuat tenaga menjadi seorang kakak sekaligus orang tua bagi adik ku. Nadira namanya, gadis berumur 10 tahun yang menderita kanker sel darah  putih atau yang sering disebut leukima sejak dia berumur 1 tahun, yang harus merasakan sakit yang teramat pada bagian kepala dan sering kali mengeluarkan darah pada bagian hidung/mimisan,serta harus meminum ratusan obat-obatan itu untuk menyambung hidup nya.     Dan aku Rindu, seorang remaja yang akan melakukan apapun demi kesembuhan adiknya sekalipun harus menjadikan dirinya sebagai seorang kupu-kupu malam, menjatuhkan harga dirinya untuk membeli sesuap nasi dan perawatan adiknya. Kedua orang tua kami meninggal 7 tahun lalu karena kecelakaan maut yang membuat kami hidup sebatang kara tanpa arah dan tujuan, Nadira tak pernah tau apa pekerjaaan ku selama ini, aku pun tak sampai hati menceritaka

Perempuan bercadar hitam itu?

 Lateefa Halimah.     Kata siapa bahwa hubungan yang lama akan menjamin hidup bahagia dan happy ending ini bukan sinetron atau film ftv kan, bisa saja kau hanya akan menjadi teman atau  penyemangat hidup nya saja, tidak ada yang tau bukan? Kisah ini berawal saat kami wisuda di salah satu kampus terbesar di Jakarta, terlihat baik-baik saja dan acara berjalan dengan baik.Dengan menggunakan toga dan kebaya yang indah membuatku merasa sangat cantik bak seorang putri keraton.Lalu lalang mahasiswa lain nampak menghiasi aula kampus, saling berjaba tangan, mengabadikan moment, hingga berbicara rencana kedepan setelah ini. Ada yang langsung menikah, ada yang mau bekerja di perusahaan besar bahkan juga ada yang mau rebahan dulu menikmati masa kebebasan tanpa buku dan tugas. Aku hanya bisa tersenyum waktu itu.       Aku mencari sosok di aula itu, sosok yang sangat penting bagiku. Dan dia ada di bangku paling belakang dekat pintu keluar bersama segerombolan teman sekelasnya lengkap memakai atribut

Rintik sendu di atap tendaku

Pendakian ini adalah kali kedua setelah sekian lama menutup pintu rumah dan menutup mata akan bising nya kota dan kata-kata itu.Berharap otak ini mampu lupa akan banyak hal dan semua yang terjadi, dan berharap di atas sana bisa membuang satu nama yang sengaja aku bawa hingga kepuncak, dan menguburnya di atas sana agar tak satupun tersisa sampai dirumah. Konon katanya gunung adalah tempat pelarian terbaik untuk segala gundah dan resah hatimu, aku tak pernah percaya mitos itu namun untuk pertama kalinya aku berharap itu benar-benar nyata. Kami berangkat berempat setelah lama berunding, dan kami memutuskan akan melakukan pendakian di hari minggu di pertengahan bulan Juli di salah satu gunung terkenal di Jawa Timur. Dito,Vivi,Sakti, dan aku Kumala. Aku bergegas menelfon Dito sebelum keberangkatan, "Dit..tunggu gue di bc biasa ya, habis ini gue nyusul" kataku "iya mal, santai aja" ujar dito Kami memutuskan untuk stay di basecamp pukul 2 sore dan seperti biasa, dalam pend

Soraya

Pukul empat pagi, terdengar ayam berkokok pertanda matahari mulai terbit. Selimut ini masih sangat hangat untuk di lepas dan kasur yang empuk itu membuat Soraya tidak ingin lekas bangun, gadis kecil berumur 10 tahun dengan rambut ikal dan hitam. Namun tiba-tiba terdengar suara wanita yang begitu keras hingga menembus tembok kamar seakan memaksa gadis itu untuk segera bangun. "soraya....enak betul kau jam segini masih tertidur yaa !!"  "iya buuu,ini bangun..........."jawab gadis itu yang sontak langsung bangun dan membereskan kamarnya. Itulah ibu soraya, wanita parubaya dengan rambut panjang terikat dan daster sepanjang lutut. Gadis itu tinggal bersama dengan ayah dan ibunya dari keluarga sederhana dengan sepetak rumah di pinggir sungai di bawah jembatan kota, setiap pagi buta Soraya selalu pergi ke pasar untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari dan memasaknya. Tidak lupa sebelum berangkat ke pasar, gadis itu selalu membawa keranjang belanjanya. "hey soraya jangan

When God between us (kata kita)

        (My name is koala)          Dia adalah Genta mahendra biasanya di panggil Genta yang dalam warga hindu artinya permulaan yang baik .Dia asli Bali dan aku Ayu sholiha dari Jakarta. Aku melanjutkan pendidikan di salah satu universitas di Bali dan memutuskan untuk tinggal disana semenjak keluarga berpisah, karena ayahku asli Bali dan islam. Aku dan Genta bertemu di satu universitas dan menjadi teman sekelas, kami sangat berteman baik selama 5 semester.           Genta adalah orang yang baik, yang seringkali mengerjakan tugasku hingga segala makalah dan proposal dia yang mengerjakan, dia juga mahasiswa yang pintar hingga mendapat predikat terbaik di kampus. Beda sekali denganku yang pemalas dan bodoh hingga banyak yang menyebut kita sebagai si koala dan dolphin. Meskipun kita berbeda namun kita tetap bisa menjadi sahabat yang solid, bahkan ketika aku lupa mengerjakan tugas, Genta selalu menjadi alarm otomatis di setiap kepikunanku.           Waktu di taman kampus sembari mengerjaka

Bapak yang berpulang

         Tepat pukul 03.00 dini hari, jam dinding berputar tidak pada semestinya, awan gelap menyelimuti dan kicauan burung tidak semerdu biasanya.Tangisan berkumandang kesana kemari hiruk pikuk pertanda rasa kehilangan yang teramat dalam. Dialah sosok penting bagi kami orang bilang sang pemimpin. Sekian lama dia menahan rasa sakit menelan obat berpuluh tahun terengah-engah menghela nafas, namun yang beliau tampakan adalah senyuman seakan-akan tidak terjadi apa-apa pada dirinya.          Rambutnya yang memutih dan kulitnya yang keriput pertanda usia tak lagi muda, namun semangatnya untuk menghibur keluarga sangatlah membara. Kami pernah meminta pada Tuhan, beri kami pilihan jika suatu saat siapa yang akan kau (Tuhan) panggil terlebih dahulu, panggil saja kami (anak-anaknya). Tak apa kami tidak berada di dunia asal nafasnya tetap ada jiwanya tetap sehat.           Namun tuhan berkata lain, di hari itu kami merasa Tuhan telah mengingkari janji-Nya , tidak ada pertanda apapun bahkan sepa