Sabtu, 24 Mei 2025

Pesan Terakhir

(swara djiwa)


pada waktu terakhir pesan itu kau layang kan, bait demi bait sengaja ku baca dengan suara perlahan.

saat ku mulai mengerti artinya, di situlah bangunan kita mulai roboh.

dari tiang-tiang yang kita bangun berdua hingga warna cat kesukaan kita, kini luntur dan tak menampakan warnanya.

pada akhir kalimat yang kau tulis aku mengerti ini bukan bosan, namun sudah tidak ada lagi sesuatu tentangku yg menarik dihidupmu.

jariku enggan membalas pesanmu, tak mau hatiku kian meradang dan memanas.

namun dari hati yang paling dalam izinkan aku untuk berterimakasih yang terakhir kalinya.

aku sengaja merobek foto terakhir kita, foto terakhir yang selalu aku simpan di balik dompet ku. foto yang masih rapi sebelum kau memutuskan untuk pergi.

aku menyobeknya dibagian fotoku dan menempelkan di ujung bagian suratmu, tepat di atas bait pertama yang bertuliskan :

"pesan ini mungkin berat untuku, tapi kau layak tau dan berhak untuk membenciku. Dari sekian banyak wanita dan akhirnya aku menemukan mu, dari seribu alasan aku bertahan mungkin saat ini sudah di ujung kegagalanku".


kepalaku mulai pening di saat aku mencoba melawan kata demi kata yang kau tulis. 

aku mencoba menelaah dimana letak salahku, mencoba berfikir dimana ketidakcocokan itu berada.

aku sudah bilang dari awal kita bertemu, jangan janjikan apapun ketika kamu sendiri tidak bisa meramal masa depan. 

ketika cahaya matahari tak lagi menyinari bahkan doaku tak mampu membawa mu kembali, pagi yang bita seakan menutup kedua bola mataku tentang kenyataan ini.

tak bisa melihat kebahagiaan lain jika tidak bersamamu, telinga yang berdengung kencang mulai merindukan suara lembut mu. 


apapun tentang mu, aku rindu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Angan Kenang

hai kamu, maaf ya lagi dan lagi aku memaksamu untuk menerimaku. maafkan aku yang selama ini memaksa mu meluangkan waktu. maafkan aku jika se...