Jumat, 30 Mei 2025

Halaman yang tak pernah usai.



hai san, 

bagaimana kabarmu? ku rasa kebahagiaan selalu menyertai hari-harimu setelah tanpaku. Maaf untuk luka yang kau anggap itu adalah aku, maaf juga untuk memaksamu tetap tinggal diruangan yang sempit ini. Aku tidak tau harus memulai semua dari mana, dari sekian banyak kesakitan melupakan mu adalah hal paling patah. tolong beri tahu aku cara untuk melupakan kita, agar aku juga bisa menemukan cintaku. beritahu aku bagaimana cara menemukan seseorang yang pantas untuk menetap bersama, ku lihat sepertinya kau ahli sekarang. setelah perpisahan itu terjadi pernakah hatimu bertanya tentang kerinduan? tentang tempat yang biasa kita lewati atau tentang obrolan-obrolan pengisi kekosongan yang sering kita ucapkan itu, aku rasa tidak. 

bagaimana kau begitu cepat menemukan seseorang yang baru ketika luka di antara kita saja belum kering. bagaimana bisa kau mencintai seseorang sedangkan aku masih merasakan kekosongan atas ketidakhadiranmu. 

aku sempat sengaja mendatangi tempat terakhir kita bertemu di titik yang sama dan kursi yang sama, namun selalu waktunya yang berbeda suasana nya pun juga berbeda. kali ini terasa lebih hening, entah waktu memang sudah terlalu malam atau memang karna tidak ada kamu. 

aku selalu berusaha melepaskan mu di setiap sudut otaku, di setiap hari di dalam hidupku tapi aku rasa hanya aku yang terasa berat atas kehilangan kita. 

maaf aku sempat menjadi jahat, mendoakan mu untuk berpisah dengan pasangan mu itu. aku hanya tidak mau merasakan sakit sendiri, kau pun juga pantas merasakan nya. 

namun itu ternyata tak membuatku sembuh malah membuatku menjadi gila sendirian. 

san, 

tetaplah hidup bagaimanapun caramu, agar suatu saat ketika nanti kita dipertemukan kita masih bisa bertegur sapa dan berdamai dengan keadaan.

jika seribu tahun lamanya dan akhirnya kau menghubungiku, meskipun itu di jam 3 pagi aku akan tetap mengangkat telfon mu dengan senang hati. 

karena kamu adalah halaman yang tak pernah usai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Angan Kenang

hai kamu, maaf ya lagi dan lagi aku memaksamu untuk menerimaku. maafkan aku yang selama ini memaksa mu meluangkan waktu. maafkan aku jika se...