Rabu, 16 April 2025

Sajadah Pertama


Azura dan Mateo telah menjalin hubungan selama tiga tahun. Mereka bertemu di universitas, dan cinta mereka tumbuh seiring waktu. Azura adalah seorang Muslimah yang taat, sementara Mateo adalah seorang Katolik yang saleh. Meskipun perbedaan agama, mereka tidak pernah membiarkan hal itu menjadi hambatan dalam hubungan mereka.


Mereka berdua memiliki visi dan misi yang sama dalam hidup, yaitu untuk mencapai kebahagiaan dan kesuksesan. Azura dan Mateo saling mendukung dan menghargai keyakinan masing-masing. Mereka sering berdiskusi tentang agama dan filosofi, dan perbedaan pandangan mereka justru membuat hubungan mereka semakin kuat.


Namun, segalanya berubah ketika keluarga Mateo mengetahui tentang hubungan mereka. Mereka menolak keras hubungan Azura dan Mateo, karena perbedaan agama yang mereka anut. Mateo merasa terjepit di antara cintanya pada Azura dan kewajiban terhadap keluarganya.Dalam bimbang dan resah, Mateo memutuskan untuk menyendiri dan berlibur di suatu negara untuk mencari tahu atas segala pertanyaan yang menghantuinya. Ia ingin memahami bagaimana Tuhan menciptakan banyak agama namun tidak bisa menyatu dalam 1 ikatan hubungan.


Selama liburan, Mateo banyak berpikir tentang kehidupan dan agamanya. Ia merasa bahwa agamanya tidak memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang menghantuinya. Ia mulai mempertanyakan imannya dan merasa bahwa Tuhan tidak adil.


Suatu hari, Mateo menerima kabar bahwa ibunya sakit parah dan dirawat di rumah sakit. Mateo segera kembali ke kampung halamannya dan menjenguk ibunya. Namun, saat ia tiba di rumah sakit, ibunya telah meninggal dunia. Mateo sangat terpukul dan merasa bahwa Tuhan tidak adil. Ia bertanya-tanya mengapa Tuhan membiarkan ibunya meninggal dalam keadaan sakit parah.


Peristiwa ini membuat iman Mateo semakin rapuh. Ia merasa bahwa Tuhan tidak peduli dengan penderitaannya. Ia mulai mempertanyakan eksistensi Tuhan dan merasa bahwa agama tidak memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang menghantuinya.


Hubungan Mateo dengan Azura juga sempat renggang setelah kepergian ibunya. Mateo merasa bahwa Azura tidak bisa memahami kesedihannya dan keputusasaannya. Azura mencoba untuk menenangkan Mateo, tetapi Mateo merasa bahwa Azura tidak bisa mengerti apa yang sedang ia alami.


Kabar bahwa Mateo ingin meninggalkan agamanya terdengar sampai ke sanak saudaranya yang lain. Mereka tidak bisa menerima keputusan Mateo dan mulai menghadapinya dengan cibiran dan cercaan. Mateo merasa dikucilkan dari keluarganya dan semakin terpukul. Ia mengalami depresi yang mendalam dan merasa bahwa tidak ada yang memahaminya.


Setelah beberapa waktu, Mateo kembali ke Azura dan meminta maaf atas ketidakhadiranannya. Azura mencoba untuk menenangkan Mateo dan membantunya menemukan kembali imannya. Namun, Mateo semakin jauh dari agamanya dan mulai mendekati Islam.


Suatu hari, Mateo meminta Azura untuk mengantarnya ke masjid. Azura merasa bahwa Mateo sedang mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang menghantuinya. Di masjid, Mateo bertemu dengan seorang ustadz yang bijak dan penuh kasih. Ustadz tersebut membantu Mateo menemukan kembali imannya dan memahami bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita.


Namun, ketika Mateo memutuskan untuk memeluk Islam, keluarganya sangat kecewa. Mereka merasa bahwa Mateo telah meninggalkan agamanya dan tradisinya. Mateo harus menghadapi pilihan antara agama barunya dan keluarganya.


Azura juga merasa bahwa Mateo harus membuat pilihan yang tepat. Ia tidak ingin Mateo meninggalkan agamanya yang baru, tetapi ia juga tidak ingin Mateo kehilangan keluarganya. Azura memutuskan untuk mendukung Mateo dalam setiap pilihan yang ia buat.


Mateo akhirnya memutuskan untuk memeluk Islam dan menjelaskan kepada keluarganya tentang pilihannya. Meskipun keluarganya tidak sepenuhnya memahami, mereka akhirnya menerima keputusan Mateo.


Azura dan Mateo akhirnya menikah dalam sebuah upacara Islam yang sederhana. Mereka berdua bahagia dan memiliki visi yang sama dalam hidup. Mereka tahu bahwa perbedaan agama tidak lagi menjadi hambatan dalam hubungan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Angan Kenang

hai kamu, maaf ya lagi dan lagi aku memaksamu untuk menerimaku. maafkan aku yang selama ini memaksa mu meluangkan waktu. maafkan aku jika se...