Sabtu, 31 Mei 2025

Angan Kenang


hai kamu,

maaf ya lagi dan lagi aku memaksamu untuk menerimaku. maafkan aku yang selama ini memaksa mu meluangkan waktu. maafkan aku jika selama ini kau terpenjara dalam berbagai banyak ekspektasiku.

kamu tidak sepenuh nya bersalah, perhatian mu memang tak harusnya untuk ku. chat wattsapp itu harus nya tak kau kirim setiap hari. 

kau merasa terbebani kan? sekali lagi maaf. 

aku memupuk ekspektasi ku tentang kita, menyirami setiap hari dengan penuh harap dan cinta.

aku berharap jika rinduku akan terbalas, aku berharap rasa khawatirku itu tidak sendirian. 

aku ingin kau menjadi pendengar cerita tentang ku, aku ingin kau mengetahui isi dunia ku. 

aku kira itu akan sangat menyenangkan, ternyata tidak dengan mu. 

sepertinya jalanku terlalu jauh membuat mu risih dan sangat muak. 

aku fikir sudah cukup ekspektasiku menghantuimu membuat hidup mu tak sebahagia sebelum dengan ku.

sudah cukup rasa bersalahku, sejujurnya akupun ikut tersiksa menjalani cinta sendiri.

bahkan suatu saat nanti jika kau merasa kehilangan, aku jauh terlebih dahulu merasakan itu. 

mungkin pergiku tak akan menguras sebagian dari bahagiamu, mungkin juga kehilanganku tak akan merubah jam tidur mu.

namun yang harus kau tau, aku pergi karena aku sadar kita memang tak satu arah bukan karena aku membencimu. kita sudah jauh terserat di satu jalan yang di paksa sama. 

cinta sendirian terlalu menyakitkan untuk aku yang berharap kau menyukaiku.

Dan pada akhirnya kita lebih memilih melanjutkan hidup di jalan masing-masing demi sebuah ketenangan.

Karena takdir memang tak sepenuhnya milik kita.

Jumat, 30 Mei 2025

Halaman yang tak pernah usai.



hai san, 

bagaimana kabarmu? ku rasa kebahagiaan selalu menyertai hari-harimu setelah tanpaku. Maaf untuk luka yang kau anggap itu adalah aku, maaf juga untuk memaksamu tetap tinggal diruangan yang sempit ini. Aku tidak tau harus memulai semua dari mana, dari sekian banyak kesakitan melupakan mu adalah hal paling patah. tolong beri tahu aku cara untuk melupakan kita, agar aku juga bisa menemukan cintaku. beritahu aku bagaimana cara menemukan seseorang yang pantas untuk menetap bersama, ku lihat sepertinya kau ahli sekarang. setelah perpisahan itu terjadi pernakah hatimu bertanya tentang kerinduan? tentang tempat yang biasa kita lewati atau tentang obrolan-obrolan pengisi kekosongan yang sering kita ucapkan itu, aku rasa tidak. 

bagaimana kau begitu cepat menemukan seseorang yang baru ketika luka di antara kita saja belum kering. bagaimana bisa kau mencintai seseorang sedangkan aku masih merasakan kekosongan atas ketidakhadiranmu. 

aku sempat sengaja mendatangi tempat terakhir kita bertemu di titik yang sama dan kursi yang sama, namun selalu waktunya yang berbeda suasana nya pun juga berbeda. kali ini terasa lebih hening, entah waktu memang sudah terlalu malam atau memang karna tidak ada kamu. 

aku selalu berusaha melepaskan mu di setiap sudut otaku, di setiap hari di dalam hidupku tapi aku rasa hanya aku yang terasa berat atas kehilangan kita. 

maaf aku sempat menjadi jahat, mendoakan mu untuk berpisah dengan pasangan mu itu. aku hanya tidak mau merasakan sakit sendiri, kau pun juga pantas merasakan nya. 

namun itu ternyata tak membuatku sembuh malah membuatku menjadi gila sendirian. 

san, 

tetaplah hidup bagaimanapun caramu, agar suatu saat ketika nanti kita dipertemukan kita masih bisa bertegur sapa dan berdamai dengan keadaan.

jika seribu tahun lamanya dan akhirnya kau menghubungiku, meskipun itu di jam 3 pagi aku akan tetap mengangkat telfon mu dengan senang hati. 

karena kamu adalah halaman yang tak pernah usai.

Sabtu, 24 Mei 2025

Pesan Terakhir

(swara djiwa)


pada waktu terakhir pesan itu kau layang kan, bait demi bait sengaja ku baca dengan suara perlahan.

saat ku mulai mengerti artinya, di situlah bangunan kita mulai roboh.

dari tiang-tiang yang kita bangun berdua hingga warna cat kesukaan kita, kini luntur dan tak menampakan warnanya.

pada akhir kalimat yang kau tulis aku mengerti ini bukan bosan, namun sudah tidak ada lagi sesuatu tentangku yg menarik dihidupmu.

jariku enggan membalas pesanmu, tak mau hatiku kian meradang dan memanas.

namun dari hati yang paling dalam izinkan aku untuk berterimakasih yang terakhir kalinya.

aku sengaja merobek foto terakhir kita, foto terakhir yang selalu aku simpan di balik dompet ku. foto yang masih rapi sebelum kau memutuskan untuk pergi.

aku menyobeknya dibagian fotoku dan menempelkan di ujung bagian suratmu, tepat di atas bait pertama yang bertuliskan :

"pesan ini mungkin berat untuku, tapi kau layak tau dan berhak untuk membenciku. Dari sekian banyak wanita dan akhirnya aku menemukan mu, dari seribu alasan aku bertahan mungkin saat ini sudah di ujung kegagalanku".


kepalaku mulai pening di saat aku mencoba melawan kata demi kata yang kau tulis. 

aku mencoba menelaah dimana letak salahku, mencoba berfikir dimana ketidakcocokan itu berada.

aku sudah bilang dari awal kita bertemu, jangan janjikan apapun ketika kamu sendiri tidak bisa meramal masa depan. 

ketika cahaya matahari tak lagi menyinari bahkan doaku tak mampu membawa mu kembali, pagi yang bita seakan menutup kedua bola mataku tentang kenyataan ini.

tak bisa melihat kebahagiaan lain jika tidak bersamamu, telinga yang berdengung kencang mulai merindukan suara lembut mu. 


apapun tentang mu, aku rindu.

Angan Kenang

hai kamu, maaf ya lagi dan lagi aku memaksamu untuk menerimaku. maafkan aku yang selama ini memaksa mu meluangkan waktu. maafkan aku jika se...