Di sebuah kota kecil, ada sebuah legenda tentang nomor telepon 99 yang misterius. Banyak orang yang mengatakan bahwa jika kamu menerima panggilan dari nomor 99, maka kamu akan mengalami petaka yang tidak terhindarkan.
Suatu hari, seorang pemuda bernama Riko menerima panggilan dari nomor 99. Awalnya, Riko tidak mempercayai legenda itu dan menjawab panggilan tersebut. Sebelumnya, Riko pernah berkata kepada temannya, "Itu hanya nomor karangan dari anak kampung yang kurang kerjaan, aku tidak akan mempan oleh tipuan sampah seperti itu." Ia merasa bahwa legenda itu hanya omong kosong belaka.
Namun, ketika ia mendengar suara di seberang sana, ia merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Suara di seberang sana tidak mengatakan apa-apa, hanya diam dan tidak bernapas. Riko mencoba untuk berbicara, tetapi tidak ada respons. Setelah beberapa menit, panggilan itu terputus.
Ketika Riko berjalan pulang, ia merasa bahwa ada seseorang yang mengikutinya. Ia melihat ke belakang, tetapi tidak ada siapa-siapa. Tiba-tiba, lampu jalan mulai berkedip-kedip, dan Riko merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres.
Keesokan harinya, Riko menerima panggilan lagi dari nomor yang sama. Panggilan itu berlangsung lebih lama dari sebelumnya, dan Riko mulai merasa takut. Ia mencoba untuk mengakhiri panggilan itu, tetapi tidak bisa. Suara di seberang sana masih diam dan tidak bernapas. Tiba-tiba, Riko mendengar kalimat aneh dari telepon misterius itu: "Aku melihatmu... aku menunggumu..."
Riko merasa bulu kuduknya berdiri. Ia tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi, tetapi ia merasa bahwa ada sesuatu yang sangat tidak beres.
Setelah menerima panggilan itu, rentetan teror mulai menimpa Riko. Ia hampir tertabrak mobil ketika pulang kerja, pintu lemari di rumahnya terbuka sendiri, barang-barang di rumahnya berpindah tempat sendiri, dan bahkan ia menemukan bercak darah di bajunya.
Riko merasa bahwa nomor 99 itu benar-benar membawa petaka. Ia tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi, tetapi ia merasa bahwa ada sesuatu yang jahat yang mengikutinya.
Suatu hari, Riko memutuskan untuk menyelidiki tentang nomor 99 itu. Ia mencari informasi tentang nomor itu, tetapi tidak ada yang tahu apa-apa tentang nomor itu. Ketika ia berjalan ke perpustakaan, ia menemukan sebuah buku tua yang berisi tentang sejarah kota kecil itu.
Di dalam buku itu, Riko menemukan sebuah cerita tentang seorang wanita yang mati di perkosa di kota kecil itu. Wanita itu bernama Sarah, dan ia meninggal pada tahun 1990. Sarah telah mencoba untuk menelepon nomor darurat, tetapi tidak ada yang menjawab. Ia meninggal dalam kesepian dan kesedihan.
Riko merasa bahwa ada hubungan antara cerita itu dengan nomor 99. Ia kemudian menemukan bahwa nomor 99 adalah nomor yang Sarah coba hubungi sebelum ia meninggal. Nomor itu tidak pernah dijawab, dan Sarah meninggal dengan rasa dendam yang besar.
Riko menyadari bahwa nomor 99 adalah nomor kutukan yang dibuat oleh Sarah sebelum ia meninggal. Ia telah mengutuk semua orang yang menerima panggilan dari nomor itu untuk mengalami petaka yang sama seperti yang ia alami.
Riko tidak ingin menjadi korban kutukan itu. Ia memutuskan untuk melakukan ritual untuk membersihkan dirinya dari kutukan itu. Ia melakukan ritual itu dengan tekun, dan akhirnya ia merasa bahwa kutukan itu mulai melemah.
Setelah itu, Riko memutuskan untuk mencari tahu lebih lanjut tentang Sarah. Ia mencari informasi tentang makam Sarah dan menemukan bahwa Sarah dimakamkan di sebuah desa terpencil.
Riko memutuskan untuk mendatangi pemakaman itu. Ia ingin mengirim doa untuk Sarah dan berharap bahwa dengan begitu, ia bisa melepaskan diri dari kutukan itu. Ketika ia tiba di pemakaman, ia melihat makam Sarah yang sederhana. Ia membaca nama dan tanggal kematian Sarah di batu nisan.
Riko berdoa dengan sungguh-sungguh. Ia meminta maaf atas apa yang terjadi pada Sarah dan berharap bahwa Sarah bisa tenang di alamnya. Setelah berdoa, Riko merasa bahwa ada sesuatu yang berubah. Ia merasa bahwa kutukan itu telah hilang, dan ia bisa hidup dengan normal lagi.
Riko kembali ke kota dengan perasaan lega. Ia tidak pernah menerima panggilan lagi dari nomor 99, dan ia hidup dengan tenang. Ia berharap bahwa Sarah juga bisa tenang di alamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar