Rabu, 16 April 2025

Patah dan Tumbuh

Ava, seorang wanita berusia 28 tahun, telah mencapai kesuksesan dalam karirnya sebagai seorang pengusaha. Ia memiliki perusahaan yang sukses dan kehidupan yang mapan. Namun, keluarga Ava khawatir bahwa Ava terlalu mandiri dan tidak membutuhkan cinta dalam hidupnya. Mereka berpikir bahwa Ava perlu menikah untuk memiliki kehidupan yang lebih stabil dan bahagia.


Di sisi lain, Rafael, seorang pria berusia 30 tahun, memiliki reputasi sebagai playboy. Ia tidak pernah serius dengan wanita dan tidak ingin terikat dalam hubungan yang serius. Rafael berpikir bahwa wanita tidak harus dinikahi dan hidupnya tidak perlu diatur oleh wanita.


Keluarga Ava dan Rafael memiliki hubungan yang dekat dan mereka berpikir bahwa perjodohan antara Ava dan Rafael dapat menjadi solusi yang baik. Mereka berpikir bahwa Ava dapat membantu Rafael menjadi lebih dewasa dan Rafael dapat membantu Ava menjadi lebih santai dan menikmati hidup.


Ava dan Rafael awalnya menolak ide perjodohan, tapi keluarga mereka tidak menyerah. Mereka terus-menerus membujuk dan akhirnya Ava dan Rafael setuju untuk menikah. Namun, mereka memiliki syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi dalam pernikahan mereka.


Mereka sepakat untuk membuat 1000 perjanjian tertulis dan rahasia yang akan mengatur kehidupan mereka sebagai suami istri. Perjanjian pertama adalah bahwa mereka tidak akan melakukan hubungan suami istri dan tidak akan memiliki anak. Perjanjian kedua adalah bahwa mereka akan memiliki kamar tidur yang terpisah. Perjanjian ketiga adalah bahwa mereka tidak akan memasak untuk satu sama lain.


Perjanjian lainnya termasuk:


- Mereka tidak akan menonton film romantis bersama

- Mereka tidak akan pergi berlibur berdua saja

- Mereka tidak akan memiliki hewan peliharaan bersama

- Mereka tidak akan memiliki rahasia bersama

- Mereka akan memiliki akun bank yang terpisah

- Mereka akan memiliki teman-teman yang terpisah


Ava dan Rafael berpikir bahwa dengan membuat perjanjian-perjanjian ini, mereka dapat menjaga kehidupan mereka tetap terpisah dan tidak terlalu dekat. Namun, seiring waktu, mereka mulai menyadari bahwa perjanjian-perjanjian itu tidak semudah itu untuk diikuti.


Suatu hari, Ava dan Rafael terlibat dalam cekcok yang cukup panas.


"Apa ini semua hanya lelucon?" Ava bertanya dengan nada marah. "Kita menikah hanya untuk memenuhi keinginan keluarga kita, dan sekarang kita harus mengikuti perjanjian-perjanjian yang tidak masuk akal ini."


"Aku tidak tahu apa yang kamu maksud," Rafael menjawab dengan nada dingin. "Kita sudah sepakat untuk melakukan ini, dan aku tidak ingin berubah pikiran sekarang."


"Tapi apa gunanya menikah jika kita tidak bisa bersama?" Ava bertanya dengan nada putus asa. "Kita seperti dua orang asing yang tinggal di rumah yang sama."


"Aku tidak ingin terikat dalam hubungan yang serius," Rafael menjawab dengan nada tegas. "Aku ingin menjaga kebebasan aku, dan aku pikir kamu juga ingin hal yang sama."


Ava merasa kesal dengan jawaban Rafael. "Kamu tidak mengerti apa-apa tentang aku," katanya dengan nada marah. "Aku tidak ingin hidup seperti ini, dengan perjanjian-perjanjian yang tidak masuk akal dan kehidupan yang terpisah."


Rafael hanya mengangkat bahu. "Kita sudah sepakat untuk melakukan ini," katanya. "Aku tidak ingin berubah pikiran sekarang."


Cekcok antara Ava dan Rafael berakhir dengan keduanya saling diam dan tidak berbicara satu sama lain. Mereka mulai bertanya-tanya, apakah pernikahan mereka hanya sekedar formalitas, atau apakah ada sesuatu yang lebih dalam di balik perjanjian-perjanjian itu. Apakah mereka dapat menjaga perjanjian-perjanjian itu selamanya, ataukah cinta dan perasaan akan mengubah segalanya?

Ava dan Rafael telah menikah selama beberapa bulan, dan kehidupan mereka masih terpisah seperti yang mereka sepakati. Namun, kehadiran mantan Ava, Adrian, yang masih mengharapkan Ava, mulai mengganggu kehidupan mereka.


Adrian sering mengunjungi Ava di rumahnya, dan Rafael tidak suka dengan kehadiran Adrian yang masih memiliki perasaan terhadap Ava. Rafael merasa bahwa Adrian tidak memiliki hak untuk mengganggu kehidupan Ava sekarang.


Sementara itu, Rafael sendiri memiliki rahasia yang mulai terungkap. Ia masih suka bermain dengan wanita lain, dan kelakuan gilanya mulai ketahuan di depan keluarga Ava. Keluarga Ava sangat kecewa dengan Rafael dan merasa bahwa mereka telah salah memilih suami untuk Ava.


Ava sendiri merasa terjepit di antara cinta yang masih ada dengan Adrian dan kehidupan yang tidak bahagia dengan Rafael. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan dan bagaimana menghadapi situasi ini.


Rafael, di sisi lain, merasa bahwa ia tidak perlu bertanggung jawab atas perbuatannya dan bahwa ia masih memiliki kebebasan untuk melakukan apa yang ia inginkan. Ia tidak peduli dengan perasaan Ava dan keluarga Ava, dan ia hanya memikirkan kepentingannya sendiri.


Namun, suatu hari, Ava dan Rafael bertemu kembali dengan kenangan lama yang tidak pernah mereka ingat. Ternyata, mereka pernah mabuk bersama dan melakukan hubungan intim yang tidak mereka ingat. Dan hasilnya, Ava hamil.


Ava dan Rafael sama-sama terkejut dan bingung dengan keadaan ini. Namun, seiring waktu, mereka mulai merasakan cinta dan rasa cemburu yang tidak pernah mereka rasakan sebelumnya.


Rafael mulai merasa cemburu dengan Adrian yang masih mengharapkan Ava, dan ia mulai menyadari bahwa ia tidak ingin kehilangan Ava. Ava juga mulai merasakan cinta yang sama terhadap Rafael, dan ia mulai menyadari bahwa ia tidak ingin kehilangan Rafael.


Kandungan Ava semakin membesar, dan cinta mereka pun ikut membesar. Drama mereka pun mulai mengecil, dan mereka mulai menikmati kehidupan bersama sebagai suami istri yang sebenarnya.


Mereka berdua menyadari bahwa pernikahan mereka tidak hanya sekedar formalitas, tetapi ada cinta dan perasaan yang sebenarnya di antara mereka. Dan mereka berdua berjanji untuk menjaga cinta mereka dan membuat kehidupan mereka bersama menjadi lebih bahagia.

Kehangatan rumah tangga Ava dan Rafael mulai tumbuh, dan mereka berdua merasa bahagia dengan kehidupan mereka bersama. Ava hamil dan Rafael sangat menyayanginya, membuat Ava merasa dicintai dan dihargai.


Namun, kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Suatu hari, Rafael menerima kabar buruk yang membuat hidupnya berubah drastis. Wanita simpanan Rafael dulu, yang telah lama tidak berhubungan dengan Rafael, ternyata telah mengandung anak Rafael.


Rafael sangat terkejut dan bingung dengan berita ini. Ia tidak tahu bagaimana menghadapi situasi ini dan bagaimana memberitahu Ava tentang hal ini.


Ketika Rafael akhirnya memberitahu Ava tentang kabar buruk ini, Ava sangat syok dan tidak bisa menerima kenyataan ini. Ia merasa bahwa Rafael telah menghianatinya dan bahwa kehidupan mereka bersama tidak berarti apa-apa bagi Rafael.


Ava sangat marah dan sedih, dan ia tidak bisa mengontrol emosinya. Ia harus dilarikan ke rumah sakit karena syok dan kelelahan. Rafael sangat khawatir tentang keadaan Ava dan anak yang dikandungnya, dan ia tidak tahu bagaimana memperbaiki keadaan.


Kehidupan rumah tangga Ava dan Rafael kini di ujung tanduk, dan mereka berdua harus menghadapi kenyataan bahwa kehidupan mereka bersama tidak akan sama lagi. Apakah mereka bisa melewati krisis ini dan memperbaiki hubungan mereka, atau apakah kehidupan mereka bersama akan berakhir?

Rafael dan wanita tersebut, yang bernama Luna, duduk di sebuah kafe yang tenang. Rafael menjelaskan bahwa ia tidak bisa menikahi Luna karena ia sudah menikah dengan Ava dan tidak ingin memadu Ava. Luna mendengarkan dengan tenang, dan kemudian ia mengangguk.


"Aku mengerti," kata Luna. "Aku tidak memintamu untuk menikahiku. Aku hanya ingin kamu bertanggung jawab atas anak ini."


Rafael mengangguk. "Aku akan membiayai hidup anak kita. Aku akan memberikanmu uang untuk kebutuhan anak kita, dan aku akan memastikan bahwa anak kita memiliki kehidupan yang baik."


Luna tersenyum sedikit. "Terima kasih, Rafael. Aku sangat menghargai itu."


Rafael dan Luna kemudian membicarakan tentang detail-detail tentang bagaimana Rafael akan membiayai hidup anak mereka. Rafael berjanji untuk memberikan Luna uang secara teratur dan untuk memastikan bahwa anak mereka memiliki kehidupan yang stabil.


Setelah mereka selesai membicarakan tentang detail-detail, Rafael merasa sedikit lebih lega. Ia tahu bahwa ia telah membuat kesalahan besar, tetapi ia berusaha untuk memperbaiki keadaan. Ia tidak bisa mengubah masa lalu, tetapi ia bisa berusaha untuk membuat keadaan menjadi lebih baik.


Rafael kemudian kembali ke rumah sakit untuk menemui Ava. Ia berharap bahwa Ava sudah merasa lebih baik dan bahwa mereka bisa membicarakan tentang keadaan mereka. Ketika ia masuk ke ruangan, Ava menatapnya dengan mata yang masih merah dan bengkak.


"Apa yang terjadi dengan wanita itu?" Ava bertanya dengan suara yang lembut.


Rafael mengambil napas dalam-dalam. "Aku akan membiayai hidup anak kita. Aku tidak akan menikahinya, karena aku tidak ingin memadu kamu."


Ava menatap Rafael dengan mata yang tajam. "Apa yang kamu janjikan padanya?"


Rafael menjelaskan tentang kesepakatan yang telah ia buat dengan Luna. Ava mendengarkan dengan tenang, dan kemudian ia mengangguk.


"Aku percaya padamu," kata Ava. "Aku hanya ingin kita bisa melewati keadaan ini bersama."


Rafael merasa lega dan berterima kasih kepada Ava. Ia tahu bahwa ia telah membuat kesalahan besar, tetapi ia berusaha untuk memperbaiki keadaan. Ia berharap bahwa mereka bisa melewati keadaan ini bersama dan bahwa mereka bisa memiliki kehidupan yang bahagia lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Angan Kenang

hai kamu, maaf ya lagi dan lagi aku memaksamu untuk menerimaku. maafkan aku yang selama ini memaksa mu meluangkan waktu. maafkan aku jika se...